INGAT WAKTU

Selamat datang di www.b212-vgb.tk, Semoga situs saya berguna bagi anda semua

Minggu, 30 Januari 2011

BIOGRAFI VINO GIOVANNI BASTIAN

Vino G Bastian, lahir 24 Maret 1982 di Jakarta. Putra bungsu pengarang Bastian Tito ini mengawali karirnya sebagai model di sebuah majalah remaja. Kemudian pada 2003 secara iseng menuruti saran seorang kawannya ikut kasting untuk film “30 Hari Mencari Cinta”. Namun ketika diterima memerankan karakter anak SMA yang bermimpi membentuk grup band di film arahan Upi Avianto tersebut, Vino masih ragu akan kemampuannya berakting demi mengingat vokalnya yang kecil. Ia bahkan sempat putus asa dan merasa tidak berbakat di bidang satu ini.

Atas dorongan semangat dan kepercayaan kru waktu itu, rasa percaya diri pelahan tapi pasti tumbuh dalam dirinya. Vino bahkan menjadikan kekurangan yang dimilikinya sebagai ciri khas dan kekuatan.

Meski muncul hanya beberapa scene di “30 Hari Mencari Cinta”, namun rupanya telah mencuri perhatian pecinta film Indonesia. Terbukti film tersebut mulai mengenalkan sosoknya di tengah masyarakat. Lewat film itu pula Erwin Arnada, bos Rexinema, melihat potensi yang dimiliki Vino, sehingga kemudian Erwin kembali melibatkan Vino di “Catatan Akhir Sekolah” (2004) besutan Hanung Bramantyo. Lepas dari situ Upi Avianto kembali menggandengnya untuk film “Realitas, Cinta dan Rock n Roll”. Film produksi Virgo Putra Film tersebut banyak menuai pujian dari kalangan kritikus film. Hal tersebut tak pelak membuat namanya makin berkibar dijagat perfilman. Tak heran jika tawaran main film deras menghampirinya. “Pesan dari Surga”, remake “Badai Pasti Berlalu”, “Foto Kotak dan Jendela” dan “Matchmaker” adalah Antara lain film-film yang dibintanginya.

Jauh sebelum terjun di model, kecenderungan Vino pada dunia seni tumbuh sejak masih kanak-kanak. Sang Papa, pengarang Bastian Tito, memperkenalkannya pada dunia tulis menulis. Namun rupanya bakat Vino tidak berkembang di bidang tulis menulis sebagaimana dimiliki Sang Papa. Waktu itu dirinya justru bercita-cita menjadi pilot lantaran terkagum-kagum melihat pertunjukan air show. Lantaran itu pula Vino melanjutkan sekolah di Institut Tekhnologi Indonesia.

Meski begitu kecenderungan pada dunia seni tidak begitu saja terhenti. Vino kecil sering membayangkan memfilmkan cerita yang ditulis Sang Papa, sekaligus menjadi pemain di film yang diangankannya. Kini angan-angannya tersebut sudah lama terwujud meski tidak memainkan tokoh rekaan Papanya.

Dengan popularitas yang sudah digenggamnya sekarang, tidak membuat Vino puas. Justru memacu Vino terus belajar memperdalam seni akting. Ia punya target, jika dari tahun ke tahun aktingnya tidak mengalami kemajuan, dirinya akan berhenti dari dunia akting, “Aku akan mengevaluasi perkembangan kualitas aktingku dari tahun ke tahun. Ketika terdengar komentar ketidakpuasaan tentang aktingku, itu merupakan warning bagiku.” ujar Vino.

Tentu masih ada segudang obsesi yang ingin diwujudkannya di dunia film. Antara lain Vino ingin dikenal sebagai aktor watak yang kuat. Ia juga ingin bermain di film dengan karakter yang sama sekali bertolak belakang dengan watak kesehariannya.